Senin, 28 April 2008

Pujaan hati

seorang manusia pernah berkata kepada Tuhan,
"ya Tuhan, apakah cinta selalu memberikan kasih?"

ia berkata lagi,

"Tuhan, apakah aku salah mencintai dia yang bukan untuk ku?"

"Ataukah aku telah berdosa karena telah mengingini dia yang bukan terlahir untukku?"

"ataukah Kau sengaja menciptakan dia di sisiku untuk membuatku menangis dan meniduriku dalam mimpi yang terindah? sampai aku tersadar dan terjaga ketika dia meninggalkan aku?"

Tuhan hanya diam saja..

Dan akhirnya dia tersadar bahwa dirinya tidak pantas untuk dicintai,

untuk kesekian kalinya ia kehilangan cinta yang belum ia dapatkan..
Hampir ia dapatkan,
tidak ia dapatkan,

ia pergi dan marah pada dirinya sendiri..

suatu renungan jiwa yang lemah
28 April 2008
Pk 18.13

Minggu, 27 April 2008

Tempe, a culinary contribution from Java

When we speak of tempe, we generally associate this food with the Javanese. For among the people of the Indonesian archipelago, tempe is exclusively found in the Javanese kitchen. Balinese, Menadonese, or Padang cookery, to mention just a few of our best cuisine, do not know tempe. When tempe is found on the other island, it is only produced in areas with Javanese migrants. In Javanese society, from upper and middle classes and down to the more humble lower classes, fried tempe or other forms of it, is a must with every rice meal, and is usually one of the most favourite dishes. Another aspect of tempe is that it is “democratis” and forms a bridge of sorts, between the rich and the poor. Tempe at the rich man’s dining table is of the same quality as the one eaten by the poor...

sedikit dari Onghokham..

Selasa, 22 April 2008

Renungan tentang rasa “kasihan”

Kasihan dia,
Beragama dengan baik
Tapi kehilangan iman nya..

Kasihan dia,
Bersikap bahagia
Tapi kepedihan memenuhi relung jiwanya

Kasihan dia,
Dikelilingi wanita
Tapi tak ada yg ia cintai dgn hatinya..

Kasihan dia,
Apa kalian pikir hidupnya bahagia??

Siapa dia??
Dia siapa?

Aku?